Pengikut

Selasa, 09 Juni 2009

Hidup Untuk Berjuang atau Berjuang Untuk Hidup


Langkah mentari semakin terasa lebih cepat dari yang telah lalu, nampak seorang ibu tua sambil menggendok anaknya yang masih balita turun kesungai sambil membawa peratan kerja. Timbul petanyaan dibenakku berapakah uang yang akan didapatnya?. Langsung terima uangkah atau masih menunggu?.

Memang terasa ironis sekali dalam kehidupan ini seorang ibu tua yang membanting tulang ketika sang suami telah bekerja keras membanting tulang namun masih kurang hasil yang didapati untuk mencukupi kebutuhan keluargga dan ketika sang istri juga ikut bekerja dengan penghasillan 10 ribu perhari untuk menghidupi lima anggota keluarga. Tapi kadang juga timbul pertanyaan di hati bagaimanakah hidup sebenarnya? Untuk apa kita hidup? Untuk siapa kita hidup?.

Dengan melihat kondisi ibu tua tersebut juga nampak keadilan dari yang kuasa walau dalam keluarga yang berpenghasilan kurang dari 25 ribu perhari masih juga mampu untuk hidup walaupun hanya sekedekar bertahan hidup. Mungkin judul yang saya ambil tidaklah berlebihan karena saya lihat sendiri dari kenyataan dari kehidupan didesaku, sepertijuga janda tua yang hidup dari membuat anyaman tikar dari daun pandan yang mana pekerjaan berhariri-hari namun kalau dihitung dari nilai jualnya terasa jauh dari mencukupi kebutuhannya namun beliu tetap tegarmenghadapikenyataan.

Itu hanya beberapa contoh yang kita temui dari masyarakat pedesaan dimana dari kebun dan ladang masih bisa dapatkan bahan makanan lalu bagaimana bagi mereka yang hidup di kota yangmana semua dihitung dengan nilai nominal bahkan untuk bernafaspun seakan dikenakan biaya. Akurasakan unkapan dari para tetua ulu memang benar “MACAN AKHIRE JAMAN IKU BUNTUTE NENG NGAREP KANG DIPANGAN IKU ORAK OPO NANGIN SOPO” ( harimau diakhir zaman itu ekornya di depan dan yang dimakan itu bukan apa tapi siapa) itu sekarang sudah banya kita lihat banyaknya orang yang hidup dengan memanfaatkan orang lain, teman makan teman dan yang aneh lagi kebanyakan harimau-harimau sekarang yang ganas adalah yang terlihat sebagai orang-orang terhormat dengan sejuta pesonanya, pakai yang wah, sepatu, jam tangan dan bernbagai aksesori yang serba mewah.

Atau memang sudah putaran waktu saat-saat yangmenetukan, HIDUP UNTUK BERJUANG dengan mempertahankan keyakinan dan iktikat baik untuk saling menjaga,menghargai,mengasihi atau BERJUANG UNTUK HIDUP dengan bergai cara. Pilihan mana yang kita ambil harus siap dengan sagala akibatnya.

0 komentar:

Posting Komentar

ENTRI POPULER

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra