Pengikut

Jumat, 22 Mei 2009

Acara Adat

Di desaku setiap Bulan Apit (Bulan dalan Penanggalan Jawa) bertepatan dengan hari dan wetonnya Petinggi yang berkuasa diadakan acara SEDEKAH BUMI, Sedekah bumi merupakan acara Ritual sebagai rasa syukur kepada yang kuasa terhadap Anugrah yang diberikan kepada kita dan biasanya bersamaan dengan paska panen padi, dalam sedekah bumi diadakan Pagelaran wayan kulit yang mengambil lakon tetang Kesuburan, tentang wahyu atau yang baik-baik, diadakan sedekah bumi diharapan keselematan bagi seluruh warga, jauh dari mara baya dan menjadikan desa gemah ripah loh jinawi.

dalam acara ritual selain sedekah bumi juga ada acara sedekah bumi perangkat, dilaksanakan juga dibulan apit hanya khusus untuk Perangkat Desa.

Dalam acara sedekah bumi ubo rampe selamatannya tidak boleh ada hewan sembeliha atau dengan kata lain tidak boleh menggunakan daging dari hewan yang disembelih dipercaya oleh masyarakat itu akan menyebabkan marabaya di desa kami. dan ketika pantangan itu dilanggar sering terjadi hal-hal yang diluar keawajaran bukannya kita mengimankan tapi dari kenyataannya memang terjadi seperti itu.

PUNDEN DAN ACARA SELAMETAN

Selain sedekah bumi yang bersifat Desa atau Umum, Desa juga mengadakaan selametan untuk akal bakal desa yang sering disebut dengan insulah manganan, setiap Punden dalam melaksanakan Ritual manganan memiliki Ubo rambe yang berbeda-beda menurut Para Sesepuh Desa ubo Rampe atau sesaji yang digunakan menurut kelangenan /kesukaan masing-masing Akal Bakal Tesebut.

PUNDEN SOKOYaitu tempat dimakamkannya Tokoh yang berkaitan dengan asul-usul Desa Raguklampitan lokasinya di Dukuh Gumelar. Acara selametannya dilaksanakan pada Malam Ahad Legi di Bulan Apit. biasanya masyarakat saat melakukan ritual akan menunggu tanda-tanda dari alam yang sering terjadi adalah Gerimis atau Hujan apabila setelah Ritual atau saat melaksanakan Ritual ada gerimis atau gerimis atau hujan itu pertanda baik, diyakinni oleh masyarakat setempat apabila hal itu terjadi pertanda Kemakmuran di Desa akan tetapi kalau tidak ada gerimis atau pun hujan maka masyarakat akan menjadi karesah sebab pertanda akan sulit sandang pandan, selain warga setempat juga warga dari Desa Sukodono juga sering melaksanakan Ritula di punden tersebut dan sering pada Hari Malam Jum'at wage karena bagi mereka merukan temasuk tokok yang berkaitan dengan desa Sukodono.

Adapun ubo rampe atau sesaji yang dipergunakan adalah Sego kendel yaitu nasi yang dimasak dalam kendil, Sego Bucet komplet, tempong, Degang ambon ijo, dan semua merupakan sarat yang utama selain lauk pauk lainnya yang penting tidak sembelihan.

PUNDEN WATU KELOH menurut cerita turun temurun watukeloh dulunya adalah sapi yang digunakan untuk Strek (angkutan tradisional untuk membawa bambu) saat itu kelelahan dan istirahat disitu dan menjadi batu. adapun selametan dilaksanakan pada Malem Senin Pahing pada bulan Apit dengan uborampe Sego Kendel, Tempong, Banyu Tape, Bucet Komplit.


Menurut cerita turun temurun yang muncul beberapa versi diantaranya bahwa tokoh tersebut bernama setolumayu dan sebagian lagi ada yang menceritakan bahwa punden tersebut hanyalah ulah dari anak-anak pengembala waktu itu yang sedang bermain dan memasang batu nisan dari batu dan nama Bokor diabil dari bahasa arab Baqorun yang artinya sapi walau pun begitu masyarakat masih tetap percaya bahwa tempat itu adalah tempat yang keramat dan masih dianggap salah satu akal bakal desa Raguklampitan. Adapun selametannya saat manganan dilaksanakan pada malem senen wage di bulan apit dengan ubo rampe Sego kendel, Botok iwak kebo ( daging tidak boleh menyembelih sendiri harus dari luar daerah ) Rujak degan kelopo ijo, banyu tape, gedang ambon ijo.

0 komentar:

Posting Komentar

ENTRI POPULER

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra