Pengikut

Jumat, 22 Mei 2009

Sejarah Desaku

Menurut cerita Sesepuh Pinisepuh Desaku

Pada zaman dahulu kala ada sebuah pesantren di Desa Sukodono Kecamatan Tahunan yang di pimpin seorang kyai bernama kyai Soko. Setelah kyai itu menikah dengan seorang santrinya , beliau pindah dari Desa Sukodono. Perjalanan beliau di mulai dari sebuah Desa yaitu Ngabul kata Kabul, yakni keinginan beliau untuk keluar dari Desa Sukodono terkabul. Kemudian beliau berjalan ketimur dan semakin ketimur, sesampai nya di sebuah daerah terdapat pohon asem yang lebat buahnya, Layaknya orang hamil biasanya istri kyai itupun nyidam buah asem hingga daerah itupun dinamakan desa Ngasem. Kemudian perjalananpun dilanjutkan, semakin kedaerah timur hingga sampai kesuatu daerah istri kyai itupun melahirkan anaknya didaerah tersebut, dan alas yang digunakan untuk melahirkan anak tersebut adalah lampit ( sejenis anyaman dari bambu yang biasanya digunakan untuk menghalangi sinar matahari masuk kedalam rumah ), karena bayi itu menggunakan lampit, dan lampit itu digelar untuk alas tempat melahirkan maka daerah itu dinamakan Gumelar ( salah satu dukuh di Desa Raguklampitan ). Karena bayi itu lahir di dengan selamat maka kyai itu dan istri nyapun bersyukur pada Allah akhirnya daerah di dekat gumelar dinamakan sekuro dari kata Syukura yang artinya bersyukurlah. Dengan menggunakan barang seadanya bayi itupun dibungkus dengan lampit yang di gunakan sebagai tempat melahirkan bayi tadi, kemudian kyai dan istrinya mencari air untuk memandikan bayi tersebut, karena dibungkus dengan lampit kyai itupun ragu – ragu apakah bayi itu sudah meninggal atau masih hidup. Asal mula Desa Raguklampitan berasal dari kata ragu – ragu dan lampit. Akhirnya kyai itu mendapatkan sebuah sendang di daerah gendolo ( salah satu dukuh di desa raguklampitan ) bayi tersebut dimandikan di sendang tersebut dan terdapat bekas telapak kaki bayi di dua buah batu yang di gunakan untuk memandikan bayi tadi, dan batu itunsampai sekarang masih ada di sendang itu, setelah beberapa hari bayi itu meninggal dan dimakamkan di sendang tadi yakni di dukuh gondola. Karena kyai tadi berasal dari sukodono maka makam bayi tadi di sebut punden saka dan sampai sekarang masih di pundit – pundit terlebih pada ahad legi di bulan apit selalu diadakan sedekah bumi untuk memperingati hari jadi Desa Raguklampitan. sampai saat ini sejarah asal usul raguklampitan masih dari cerita turun temurun dan itupun dengan fersi yang berbeda-beda kamipun masih terus mencari dan mengumpulkankan data dari cerita para tokoh dan sesepuh desa selain itu pun kami mencoba untuk menelusuri ke desa-desa yang masih ada alur asal muasal desa ku.

0 komentar:

Posting Komentar

ENTRI POPULER

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra