Pengikut

Minggu, 21 Juni 2009

Demi membina kerukunan Masyarakat

Mentari mulai bersinar dipagi warga desa mulai turun kesawah bagi golongan tuan dan yang muda bersiap untuk mencari renjeki di pabrik , di sungai dan banyak tempat. Seperti itulah kehidupan yang seakan menjadi rutinitas mereka, Dan juga sebagai dari kelompok masyarakat itu ada juga yang menjadi perangkat desa, tokoh yang dianggap serba kecukupan namun bagi yang menjalani juga sama harus berjuang untuk mencukupi keluarga.

Perangkat desa atau disebut juga Pamong Desa dengan katalain sang pamomong yang di daulat untuk momong atau membina keadaan didesa, seorang perangkat kadang terlihat seperti ikan diakurium walaupun sebaik apaun ikan tersebut dianggap angin lalu tapi ketika sedik saja nanpak cela akan menjadi bahan ejekan atau hinaan.seperti tetua yang bijak berkata wong jadi tandesa iku mesti tatu ( orang menjadi tataan/landasan itu pasti luka) kadang memang berat untuk menjadi seorang perangkat desa yang mana waktunya full untuk bermasyarakat siang malam terasa sama untuk sebuah tanggung jawab.

Memang kesulitan yang dihadapi selalu berganti seakan memang masalah mencarinya, namun semua itu termasuk bagian dari rangkaian kisah yang bisa menguji diri untuk menjadi lebih baik seperti ibarat sebuah berlian itu akan lebih mahal bila semakin lama dalam tekanan karena akan menjadikan seleksi alam yang menghasilkan bahan yang terbaik.

Seorang perangkat juga harus letur ibarat seutasa tali itu mudah untuk digunakan seperti dalam cerita pewayangan adanya punokawan yang mana menjadikannya terlahir banyak kestraia bijak .dalam menjalani kehidupan sebagai perangkat desa kadang ditemui macam hal yang terasa tidak masuk akal konom menurut pini sepuh, perangkat itu didampingi danyang atau para leluhur dalam menjalankan tugasnya, aku pun juga merasakannya sebagai seorang perangkat yang berusia masih cukup muda namun kadang merasakan hal anek dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dimasyarakat. Dan dalam menjukupi kebutuhan keluarga pun terasa aneh. Dengan penghasilan dari bengkok ( tanah adat yang diberikan kepada perangkat selama menjabat) dengan hasil yang pas-pasan namun dalam mencukupi kebutuhan keluarga selalu ada jalan entah dari mana, mungkin kalau mau mengkaji itu bukti keagungan tuhan “yen gelem ngopeni liyan musti bakal di openi dening liyan” (kalau mau membantu orang lain pasti akan dibantu orang lain). Mungkin hal-hal seperti itu yang telah terlupan, rasa saling memiliki, menghargai, menghormatui dan saling membantu sekarang mulai terkikis seiring jaman.



1 komentar:

linda mengatakan...

iya betul saya jadi kangen kampung halaman saya, desa saya disumatra barat, dari kecil saya dibesarkan, penduduknya yang ramah dan saling tolong menolong bila ada warga yang kesusahan...
nuwun sewu mas desaku nama jenenge sopo?:)

Posting Komentar

ENTRI POPULER

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra